Suluk Linglung Sunan Kalijaga (Bagian II)
Rabu, 17 September 2014
0
komentar
PUPUH
V
KINANTHI
Episode V : Berisi ajaran Nabi
Khidir kepada Sunan Kalijaga tentang ilmu yakin, ainul yaqin, ma’rifatul yaqin
dan iman hidayat serta sifat-sifat yang terpuji.
1. Nabi Khidir berkata lembut
dan manis yang isinya bercampur perlambang dan sindiran, “Umpamanya ada orang
membicarakan sesuatu hal. Lotnya seharusnya baik, nyatanya lotnya justru
bumbunya, bercampur dengan rahasia yang terasa sebagai jiwa suci.
2. Nubuat yang penuh rahasia
itu sebenarnya sebenarnya rahasia ini yaitu ketika masih berada di sifat jamal
ialah johar awal bila bila sudah keluar menjadi johal akhir yang sudah dewasa
yang awal itulah rahasia sejati.
3. Sijohar akhir itu ternyata
dalam satu wujud satu pati dan satu hidup dengan johar ketika dalam kesatuan
satu wujud satu raksa satu hidup menyatu dengan johar awal. Adapun johar akhir
ini ialah.
4. Satu wujud dalam keadaan
sehidup-semati segala ulah johar akhir selamanya bersikap pasrah. Sedangkan
johar batin ini ialah yang dipuji dan disembah hanyalah Allah yang sejati.
5. Tidak ada sama sekali rasa
sakit karena sebenarnya kamu ini nuqod ghoib ialah nuqod ghoib ketika di masa
awal / kuna ia tidak hidup juga tidak mati dan sebenarnya yang dikatakan nuqod
itu tdak lain ghoib jugalah namanya itu.
6. Sudah tiba datang nuqod
yang sudah hidup sejak dulunya dicpta menjadi Alip. Alip itu sendiri jisim
latip dan keberadaanmu yang sebenarnya itulah yang disebut / dinamakan neqdu.
7. Sekarang johar jati yaitu
namamu itu semasa hidup yaitu syahdat jati dalam hidup itu sendiri ialah yang
dimanakan Rasulullah rasa sejati.
8. Syahdat jati adalah darah
yaitu tempat segala dzat / makhluk merasakan rasa yang sebenarnya tentang hidup
dan kehidupan sama dengan satuan Jibril-Muhammad-Allah. Ketiganya dan
keempatnya adalah yang disebut Darah hidup. Jelasnya coba perhatikan orang
mati.
9. Apa ada darahnya? Darah itu
hilang kini, hilangnya bersama / menyatu dengan sukma. sukma/ruh hilang adalah
kembali pada Alip tersebut. Sukma yang hilang dan kembali kepada Alip itu
disebut ruh idhofi.
10. Pengertian Jisim Latip
atau yang disebut Jisim Latip ialah Jisim Angling yang sudah reda terdahulu
kala yaitu Alip yang disebut angling padahal Alip itu tanpa mata tidak
berkata-kata tidak mendengar.
11. Tanpa perilaku tidak
melihat dan itulah Alip yang artinya sebenarnya luqkawi. Alip jatuh / bertempat
/ berada pada nuqodnya. Ketiadaannya keberadaannya menjadi Alip itu karena
dijabarkan / dikembangkan, bukankah ruh idhofi itu bagian Dzatullah?.
12. setelah diajarkan semua
pelajaran sampai selesai, tentang ruh idhofi yang menjadi inti pembahasannya;
Adapun wujud sesungguhnya Alip itu, asal dan muasalnya itu, berasal dari johar
Alip itu, yang dinamakan kalam karsa.
13. Timbullah hasrat kehendak
Allah itu menjadikan terwujudnya dirimu; dengan adanya wujud dirimu menunjukkan
akan adanya Allah dengan sesungguhnya; Allah itu tidak mungkin ada dua apalagi
tiga. Siapa yang mengetahui asal / muasal kejadian dirinya, saya berani
memastikan bahwa orang itu tidak akan membanggakan dirinya sendiri!.
14. Adapun sifat jamal (sifat
yang bagus) itu ialah, sifat yang selalu berusaha menyebutkan, bahwa pada
dasarnya adanya dirinya itu, karena ada yang mewujudkan adanya. Demikianlah
yang difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad yang menjadi Kekasih-Nya.
15. “Kalau tidak ada dirimu, saya Allah tidak akan
dikenal / disebut; Hanya dengan sebab adanya kamulah yang menyebutkan akan
keberadaan-KU; Sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu, Adanya Aku,
Allah, menjadikan ada dirimu, Wujudmu menunjukkan adanya wujud Dzat-KU”.
16. Dan untuk memperjelas jati
dirimu, tidaklah kau sadari, bahwa hampir ada persamaan Asma-Ku yang baik
(Asmaul Husna) dengan sebutan manusia yang baik (misal : Allah Yang Maha
Pengasih, dengan: Siti Fatimah mengasihi anaknya). Itu semua kau maksudkan
untuk memudahkan penggambaran perwujudan tentang Diri-Ku. Padahal kau tahu, Aku
berbeda dengan dirimu, yang tidak mungkin dapat disamakan satu sama lain. Dan
kamu pasthi mengalami kesulitan dan tidak mungkin dapat melukiskan atau
menyebutkan Asma-Ku dengan setepat-tepatnya.
17. namamu yang baik dapat
menyerupai nama-Ku Yang Baik (Asmaul Husna); Apakah kamu sudah dapat meraih
sebutan nama yang baik itu? Baik di dunia maupun di akhirat? Kamu ini merupakan
penerus / pewaris Muhammad Rasulullah, sekaligus Nabi Allah. Ya Illahi, ya
Allah Tuhanku...
(Bagi pembaca maupun pendengar
dianjurkan berdoa pada Allah. Insya Allah berhasil kabul apa yang diinginkan,
Amin, amin, amin, ya Rabbal alamin).
18. nabi Khidir mengakhiri
pembacaan Firman Allah SWT, kemudian melanjutkan memberi penjelasan pada Sunan
Kalijaga; “Tanda-tanda adanya Allah itu, ada pada dirmu sendiri harap
direnungkan dan diingat betul. Asal muasal Alip itu, akan menjadikan dirimu
bersusah payah selagi hidup; Budi jati sebutannya, yang tidak merasa
menimbulkan budi / usaha untuk mengatasi lika-liku kehidupan.
19. Bagi orang yang senang
membicarakan dan memuji dirinya sendiri, akan dapat melemahkan semangat
usahanya, antara tidak dan iya penuh kebimbangan. Sedangkan yang dimaksudkan
dengan johar budi (mutiara budi) ialah, bila sudah mengetahui maksud
dari budi iman yaitu menjalankan segala tingkah laku dengan didasari
keimanan pada Allah. Alip tercipta karena sudah menjadi suratan ketentuan yang
digariskan.
20. Sungguhnya alip itu, tetap
kelihatan ada adanya tidak dapat berubah. Itulah yang disebut Alip. Adapun bila
terjadi perubahan, itulah yang disebut Alip Adi, yang menyesuaikan diri dengan
keadaanmu.
21. Mutiara awal kehidupan
(johar awal) dimaksudkan dengan kehidupan tempo dulu yang betul-betul terjadi
sebagaimana tinja junub dan jinabat. Johar awal ibarat bebauan / aroma akan
tiba saatnya, tidak boleh tidak akan kita laksanakan dan rasakan di dalam
kehidupan kita di dunia.
22. jelasnya, kehidupan yang
telah digariskan sebelumnya oleh Johar itu, telah memuat garis hidup dan mati
kita. Segalanya telah ditentukan di dalam Johar awal. Dari keterangan Johar
awal tadi, tentu akan menimbulkan pertanyaan, di antaranya; “Mengapa kamu wajib
shalat, di dalam dunia ini?”. Penjelasannya demikian; Asal mula diwajibkan
menjalankan shalat itu ialah:
23. Disesuaikan dengan
ketentuan di zaman azali, kegaiban yang kau rasakan saat itu; Bukankah kamu
juga berdiri tegak, berseidekap menciptakan keheningan hati, bersidekap
menyatukan konsentrasi, menyatukan segala gerakmu.
24. ucapanmu juga kau satukan,
akhirnya kau rukuk tunduk kepada yang menciptakanmu, merasa sedih karena malu
sehingga menciptakan timbul, keluar air matamu yang jernih, sehingga tenanglah
segala kehidupan ruhmu, rahasia iman dapat kau resapi.
25. Setelah merasakan semua
itu, mengapa harus sujud ke bumi? Pangkal mula dikerjakan sujud bermula adanya,
cahaya yang memberi pertanda pentingnya sujud, yaitu merasa berhadapan dengan
wujud Allah biarpun tidak melihat wujud yang sesungguhnya, dan yakin bahwa Allah
melihat segala wujuh gerak kita (pelajaran tentang ihsan).
26. Dengan adanya agama Islam
dimaksudkan, agar makhluk yang ada di bumi dan di langit, dan termasuk dirimu
itu, beribadah sujud kepada Allah dengan hati yang ikhlas sampai kepala
diletekkan dimuka bumi, sehingga bumi dengan segala keindahannya tidak tampak
di hadapanmu, hatimu hanya ingat Allah semata-mata. Ya demikianlah
seharusnya perasaamu,
senantiasa merasa sujud di bumi ini.
27. Mengapa pula menjalankan
duduk diam seakan-akan menunggu sesuatu? Melambungkan pengosongan diri dengan
harapan ketemu Allah! Padahal sebenarnya itu tidak dapat mempertemukan dengan
Allah. Allah yang kau sembah itu betul-betul ada. Dan hanya Allah-lah tempat
kamu mengabdikan diri dengan sesungguhnya. Dan janganlah sekali-kali dirimu
menggap sebagai Allah.
28. Dan dirimu jangan pula
menganggap sebagai Nabi Muhammad. Untuk menemukan rahasia (rahsa) yang
sebenarnya harus jeli. Sebab antara rahasia yang satu berbeda dengan rahasia
yang lain. Dari Allahlah Nabi Muhammad mengetahui segala rahasia yang
tersembunyi; dan Nabi Muhammad sebagai makhluk yang dimuliakan Allah. Dan beliu
sering menjalankan puasa.
29. Dan akan dimuliakan
makhluk-Nya, kalau mau mengeluarkan shodaqoh; Dan dimuliakan makhluk-Nya, bagi
yang dapat naik haji; Dan makhluk-Nya akan dimuliakan, kalau melakukan ibadah
shalat.
30. matahari berbeda dengan
bulan, perbedaannya terdapat pada cahaya yang dipancarkaannya. Sudahkan hidayat
iman (petunjuk iman) terasa dalam dirimu? Taukhid adalah pengetahuan yang penting
untuk menyembah pada Allah, juga makrifat harus kita miliki untuk mengetahui
kejelasan yang terlihat, ya ru’yat (ya dengan melihat pakai mata telanjang)
sebagai saksi adanya yang terlihat dengan nyata.
31. Mari kita dalami sifat
Allah, Sifat Allah yang sesungguhnya, Yang asli, aslinya dari Allah.
Sesungguhnya Allah itu, Allah yang hidup. Segala af’ale (perbuatannya) adalah
berasal dari Allah. Itulah yang dimaksud denga ru’yati.
32. Kalau hidupmu senantiasa
kamu gunakan ru’yat, maka itu namanya khoiroti (kebajikan hidup), makrifat itu
hanya ada di dunia. Johar awal khoiroti (mutiara awal kebajikan hidup), sudah
berhasil kau dapatkan, untuk itu secara tidak langsung kamu sudah mendapatkan
pengawasan kamil (penglihatan yang sempurna).
33. Insan kamil (manusia yang
sempurna) berasal dari dzatullah (Dzatnya Allah), sesungguhnya ketentuan ghaib
yang telah tersurat, adalah kehendak Dzat yang sebenarnya. Sifat Allah berasal
dari Dzat allah. Insan kamil namanya, kalau mengetahui keberadaan Allah itu.
34. Bilamana tidak tertulis
namamu, di dalam nuqod ghaib insan kamil; itu bukan berarti tidak tersurat,
yaitulah yang dunamakan puji budi (usaha yang terpuji). Berusaha memperbaiki
hidup, akan menjadikan kehidupan nyawamu semakin baik.
35. dan serta badannya, akan
disebut badan Muhammad, yang mendapat kesempurnaan hidup. Syeh Melaya berkata
lemah lembut, “Mengapa sampai ada orang mati yang dimasukkan neraka? Mohon
penjelasan yang sebenarnya”.
36. nabi Khidir berkata
berkata dengan senyuman manis, “Wahai Melaya! Maksudnya begini. Neraka Jasmani
juga ada di dalam dirimu sendiri, dan yang diperuntukkan bagi siapa saja yang
belum mengenal dan meniru laku nabiyullah. Hanya ruh yang tak mati.
37. Hidupnya ruh jasmani itu,
yang sama dengan sifat hewan, maka akan
dimasukkan ke dalam neraka.
Juga mengikuti bujuk rayu iblis, atau mengikuti nafsu yang merajalela seenaknya
tanpa terkendali, tidak mengikuti petunjuk Tuhan Allah SWT.
38. Mengandalkan ilmu saja,
tanpa mempedulikan sesama manusia keturunan Nabi Adam, itu disebut iman tahdlot.
Ketahuilah bahwa umat manusia itu termasuk badan jasmanimu. Pengetahuan tanpa
guru itu, ibarat orang menyembah tanpa mengetahui yang disembah.
39. Dapat menjadi kafir tanpa
diketahui, karena yang disembah kayu dan batu, tidak mengerti apa hukumnya, itulah
kafir yang bakal masuk neraka jahanam. Adapun yang dimaksudkan dengan ruh
idhofi adalah, sesuatu yang kelak tetap kekal sampai akhir nanti kiamat dan
tetap berbentuk ruh yang berasal dari ruh Allah.
40. Yang dimaksud dengan
cahaya adalah yang memancarkan terang serta tidak berwarna, yang seantiasa
menerangi hati penuh kewaspadaan yang selalu mawas diri / introspeksi mencari
kekurangan diri sendiri serta mempersiapkan akhir kematian nanti, merasa
sebagai anak Adam yang harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan; Ruh
Idhofi sudah ada sebelum kau tercipta.
41. Sirik itu dapat terjadi,
tergantung saat menerima sesuatu yang ada, itulah yang disebut johar ning.
Keenamnya johar awal. Johar awal adalah mutiara ibaratnya. Mutiara yang indah
penghias raga agar nampak menarik. Mutiara akan tampak indah menawan.
42. Bermula dari ibarat yang
ketujuh, di kala mendengarkan sabda Allah Yang Mutlaq. Ruh serba pasrah kepada
Dzatullah. Itulah yang dimaksudkan Ruh Idhofi.
43. Johar awal itu pula, yang
menimbulkan Shalat daim. Sahalat daim tidak perlu mengunakan air wudhu; untuk
membersihkan khadas tidak disyaratkan. Itulah shalat bathin yang sebenarnya,
diperbolehkan makan tidur syahwat maupun berak / buang kotoran.
44. Demikaian tadi cara Shalat
Daim (shalat selamanya selagi masih hidup dimana saja dan kapan saja serta
situasi bagaimanapun juga) perbuatan itu akan termasuk hal yang terpuji, yang
sekaligus merupakan perwujudan syukur kepada Allah. Johar tadi bersatu padu menghilangkan
sesuatu yang menutupi / mempersulit mengetahui keberadaan Allah Yang Terpilih.
Adanya itu menunjukkan adanya Allah, yang mustahil kalau tak berwujud
sebelumnya.
45. Kehidupan itu seperti
layar dengan wayangnya, sedang wayang itu tidak tahu warna dirinya; Akibat
junub sudah bersatu erat, tetap bersih badan jisimmu. Adapun Muhammad, badan
Allah; Nama Muhammad tidak pernah pisah dengan nama Allah.
46. Bukankah hidyat itu perlu
diyakini? Sebagai pengganti Allah; dapat pula disebut utusan Allah, Nabi Muhammad
juga termasuk badan mukmin atau orang yang beriman. Ruh Mukmin identik pula
dengan Ruh Idhofi dalam keyakinanmu.
47. Disebut iman maksum, kalau
sudah mendapat ketetapan sebagai panutan jati (orang yang sudah layak dijadikan
suri tauladan segala tingkah lakunya). Bukankah demikian itu pengetahuanmu?
Kalau tidak hidup begitu, berarti itu sama dengan hewan yang tidak tahu adanya
sesuatu di masa yang telah lewat.
48. Kelak nanti tidak boleh
tidak, karena tidak mengetahui ke-Islaman maka matinya tersesat, kufur serta
kafir badannya. Namun bagi yang telah mendapatkan pelajaran ini, segala
permasalahan dipahami lebih seksama baru dikerjakan.
49. Allah itu tidak berjumlah
tiga. Yang menjadi suri tauladan adalah nabi Muhammad. Bukankah sebenarnya
orang kufur itu, mengingkari empat masalah yang prinsip. Di antaranya bingung
karena tiada pedoman manusia yang dapat diteladani. Kekafiran mendekatkan pada
kufur kafir.
50. Fakir dekat dengan kafir,
sebabnya karena kafir itu, buta tuli tidak mengerti tentang surga dan neraka.
Fakir tidak akan mendapatkan pada Tuhan. Tidak mungkin terwujud pendekatan itu.
51. Tidak menyembah dan
memuji, karena kefakirannya. Sperti itulah kalau fakir terhadap Dzatullah . dan
sesungguhnya Tuhan Allah, mematikan kefakiran manusia. Kepastiannya ada di
tangan Allah sematamata.
52. Adapun wujud Dzatullah
itu, tidak ada satu makhluk pun yang mengetahuinya kecuali allah sendiri. Ruh
Idhofi menimbulkan iman. Ruh Idhofi berasal dari Allah Yang Esa. Itulah yang
disebut iman tauhid. Meyakini adanya Allah juga adanya Muhammad sebagai
Rasulullah.
53. Tauhid hidayat yang sudah
ada padamu, menyatu dengan Tuhan Yang Terpilih. Menyatu dengan Tuhan Allah,
baik di dunia maupun di akhirat. Dan kamu harus merasa bahwa Tuhan Allah itu
ada dalam dirmu.
54. Ruh Idhofi ada di dalam
dirimu. Makrifat itulah sebutannya. Hidupnya disebut Syahadat (kesaksian),
hidup tunggal di dalam hidup. Sujud rukuk sebagai penghiasnya, Ruku berarti
dekat dengan Tuhan Pilihan.
55. penderitaan yang selalu
menyertai menjelang ajal (sekarat) tidak akan terjadi padamu. Jangan iku takut
menghadapi sakaratilmaut, dan jangan ikut-ikutan takut menjelang pertemuanmu
dengan Allah. Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat. Ruh Idhofi
tidak akan mati; Hidup mati, mati hidup.
56. Akuilah sedalam-dalamnya
bahwa keberadaanmu itu, terjadi karena Allah itu hidup dan menghidupi dirimu,
dan menghidupi segala yang hidup. Sastra lip (huruf alip) harus dimintakan
penjelasannya pada guru. Jabar jer-nya-pun harus berani susah payah
mendalaminya. Terlebih lagi pengetahuan tentang kafir syirik!.
57. Sesungguhnya semua itu,
tidak dapat dijelaskan dengan tepat maksud sesungguhnya. Orang yang menjalankan
shalat itu berarti sudah mendapatklan kanugrahan sifat Tuhan Allah. Sebagai
saran pengabdian hamba terhadap Tuhan Allah. Yang menjalankan shalat
sesungguhnya raga. Raga yang shalat itu terdorong oleh adanya iman yang hidup
pada diri orang yang menjalankannya.
58. Seandainya nyawa tidak
hidup, maka lam tamsyur (maka tidak akan menolong) semua perbuatan yang
dilajalankan, secara yang tersurat, shalat itu adalah perbuatan dan kehendak
orang menjalankan, namun sebenarnya Allah-lah yang berkehendak atas hambanya.
Itulah hakikat dari Tuhan penciptanya. Ruh Idhofi berada di tangan orang
mukmin.
59. Semua ruh berada
ditangan-Nya, yaitu terdapat pada ruh Idhofi, Ruh Idhofi adalah sifat jamal
(sifat yang bagus / indah) keindahan yang berasal dari Dzatullah. Ruh Idhofi
nama dari sebuah tingkatan (maqom), yang tersimpan pada diri utusan Allah
(Rasulullah).
60. Syarat jisim lathif (jasad
halus) itu, harus tetap hidup dan tidak boleh mati. Cahayanya berasal dari ruh
itu, yang terus-menerus meliputi jasad. Yang mengisyaratkan adanya sifat jala
(sifat yang perkasa) dan sekaligus mengisyaratkan adanya sifat jamal (sfat
keindahan).
61. Johar awal mayit (Mutiara
awal kematian) itu, memberi isyarat hilangnya diri ini. Jelasnya, semua yang
tercipta akan mati. Setelah semuanya menemui kematian di dunia, maka akan
berganti hidup diakhirat. Kurang lebih tiga hari perubahan hidup itu pasti
terjadi.
62. Asal mula manusia terlahir
dari adanya ayah, ibu serta Tuhan Yang Maha Pencipta. Satu kelahiran berasal
dari tiga asal lahir. Ya itulah isyarat dari tiga hari. Setelah dititipkan
selama tujuh hari, maka dikembalikan kepada yang menitipkan (yang memberi
amanat). Titipan itu harus seperti sedia kala.
63. Bukankah tauhid itu
sebagai sarana untuk menjadi makrifat? Titipan yang ketiga puluh hari, itu juga
termasuk titipan, yang ada kemiripan dengan tujuh hari. Kalau menangis
mengeluarkan air mata karena menyesali sewaktu masih hidup.
64. Seperti teringat semasa
kehidupan itu berasal daru nur. Yang mana cahayanya mewujudkan dirimu. Hal
itulah yang menimbulkan kesedihan dan penyesalan berkepanjangan. Tak terkecuali
siapun akan merasakan itu semua, sebagaimana kamu mati, saya merasa kehilangan.
Mati hilang bertepatan hari kematian yang keempat puluh hari.
65. Bagaimanakah yang lebih
tepat untuk melukiskan persamaan sesama makhluk hidup secara keseluruhannya?
Allah dan Muhammad masingmasing berjumlah satu. Seratus pun dapat dilukiskan
seperti satu bentuk. Seperti diibaratkan dengan adanya cahaya, yang bersumber
dari cahaya Muhammad yang sesungguhnya.
66. Sama halnya pada saat kamu
memohon sesuatu. Ruh jasad hilang di dalamnya di hadirat Tuhan Yang Maha
Pemberi. Tepat pada hari yang keseribu, tidak ada yang tertinggal. Kembali pada
Allah sudah dalam keadaan yang sempurna. Sempurna seperti semula pertama
diciptakan.
67.
Syeh Melaya terang hatinya, mendengar pelajaran yang baru diterimanya, dari
guru Syeh Mahyuningrat Nabi Khidir. Sudah senanglah hatinya, tapi belum mau
keluar dari tubuh Nabi Khidir, Syeh Melaya menghaturkan sembah, sambil berkata
manis seperti gula madu.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Suluk Linglung Sunan Kalijaga (Bagian II)
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke
http://fadhilaizki.blogspot.com/2014/09/suluk-linglung-sunan-kalijaga-bagian-ii.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar