MENCINTAI ORANG YANG DICINTAI ALLAH SWT
Rabu, 10 September 2014
0
komentar
Mencintai
Allah Swt dan Rasulullah Saw adalah sesuatu yang wajib, begitu pula
mencintai orang yang sholeh, orang yang dekat pada Allah Swt, orang yang
menghabiskan hidupnya untuk berjuang dijalan Allah, berdzikir menyebut
keagungan dan kemulyaan Allah dan orang orang yang menapaki jejak
Rasulullah, kecintaan kepada mereka akan mendatangkan manfa’at yang amat
besar, terlebih lagi manakala kecintaan itu diwujudkan dengan mengikuti
petuah mereka, serta diikuti dengan berkhidmah, mengabdikan diri dengan
ikhlas tanpa pamrih untuk melayani dan meringankan kebutuhan mereka,
pada saatnya semua itu menjadi sebab turunnya keberkahan dari Allah Swt,
dan akan mendatangkan kemaslahatan dalam semua urusan, di dunia ini
maupun di akherat kelak. Sebuah cerita dalam kitab Syarah Hikam Libni’
Abbad, tentang syeikh Ibnu Atho’illah Pengarang AL HIKAM, kitab yang
berisi mutiara mutiara kata yang menyentuh keimanan dan meneguhkan
keyakinan, yang menjadi rujukan orang orang Saleh sejak zaman dulu
hingga kini, dimana dikisahkan, Ibnu Atho’illah mengunjungi Syeikh Ibnu
Abas Al Mursiy Ra, seorang wali qutub yang agung dan penerus syaikh Abul
Hasan asy-Syadyiliy, dan sekaligus bermaksud hendak berguru kepadanya.
Sebagai umumnya seorang murid yang penuh kesungguhan untuk menimba ilmu
dan berkah dari gurunya, Ibnu Atho”illah ingin mendapatkan perhatian
lebih dari gurunya tersebut (Nadhor Sjech), karena dikalangan kaum Sufi
diyakini Nadhorus Sjech akan dapat mengkatrol seorang murid, menuju
peringkat yang luar biasa. Sebelum Ibnu Athoillah menyampaikan
keinginannya, untuk berguru kepada Syeikh Ibnu Abas Al Mursiy Ra,
Waliullah Ibnu Abbas itu sudah terlebih dahulu tahu, maksud hati
tamunya, dan beliau berkata : “Kecintaan dan perhatian guru terhadap
murid, ditentukan seberapa besar kecintaan dan perhatian murid terhadap
gurunya, dan jangan khawatir kamu disini akan menjadi orang yang hebat”.
Dalam kesempatan yang lain, pada saat Syeikh Ibnu Abas Al Mursiy Ra,
berkeinginan menulis kitab Tahdzib yang waktu itu hanya dipunyai oleh
anaknya saja, tanpa memberitahu pada gurunya Ibnu Athoillah mulai
menulisnya. Karena kitab cukup tebal yang terdiri dari tiga jilid, maka
setelah mendapat satu jilid Ibnu Athoillah segera bersilaturahmi ke
kediaman Syeikh Ibnu Abas Al Mursiy Ra untuk menyerahkan tulisan
tersebut. Dan ternyata sang guru menerimanya dengan rasa bahagia dan
mendo’akan Ibnu Athoillah. Hal demikian itu terjadi sampai tiga kali.
Syeikh Ibnu Abas Al Mursiy Ra berkata : “Kamu harus mampu menjadi pemuka
dalam ilmu tasawuf, aku tidak terima kalau kamu hanya mengusai ilmu
fiqih saja”. Ibnu Athoilah mengakui, berkat bimbingan dan do’a Syeikh
Ibnu Abas Al Mursiy Ra, ia mengalami perkembangan spiritual yang luar
bisa. Ini adalah salah satu contoh barokahnya berkhidmah dan
memperhatikan sang guru. Dan itu adalah pendidikan yang berlaku antara
santri dan Kyai. Oleh karenanya sebagai santri atau murid hendaknya
merasa mantap dan selalu tawadhu’ lahir dan bathin dihadapan sang guru,
berhidmah melayani kebutuhan sang guru. Yang semua itu akan menjadi
sebab kebahagiannya di dunia dan akherat. Allah Swt Berfirman dalam
surat At Taubah ayat 119 yang artinya : “wahai orang-orang yang beriman,
takutlah kepada Allah dan hendaknya kamu bersama-sama orang-orang yang
benar/terpercaya”. Rasululah saw bersabda : “Hendaknya kamu bersama
Allah, kalau belum mampu maka bersamalah dengan orang yang telah bisa
bersama dengan Allah, karena orang ini nantinya akan bisa menyampaikan
kamu kepada Allah, jika kamu betul-betul mau bersamanya”. Dalam kitab
Iqozhul Himam, (Syarah Al Hikam ) dikatakan : “Mengabdi kepada para
masyayikh adalah suatu ibadah yang agung dan suatu derajat yang agung
pula. Demikian pula, Syeikh Sayid Abdul warits berkata : “Mengabdi
kepada orang-orang yang mulia disisi Allah, bisa menyebabkan wushul atau
dekat dan sampai kepada Allah Swt...” Syeikh Hasan Al Bashri ra berkata
: “Siapa saja yang bisa diikuti tentang ketaatannya kepada Allah, maka
wajiblah dicintai. Dan barang siapa cinta dengan orang sholeh maka
berarti senang dengan Allah. Sulthonul Auliya’ abu Yazid Al Busthami
menyatakan : “Cintailah para waliyullah, agar mereka mencintaimu,
sesungguhnya Allah melihat hati para wali-Nya, mungkin saja Allah
melihat namamu di dalam hati wali-Nya yang bisa menyebabkan dosamu
diampuni-Nya. Bahkan dalam kitab Fathul Mu’in menyebutkan salah satu
dari obat hati adalah berkumpul dengan orang-orang yang sholeh. Begitu
banyaknya dorongan dan ajakan untuk cinta dan berbakti kepada kaum
sholihin atau orang-orang yang dekat dengan Allah, karena mencintai dan
berhidmah kepada mereka pada hakikatnya adalah, kita mengabdikan diri
dan cinta kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw. (Rdk)
almihrab.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
MENCINTAI ORANG YANG DICINTAI ALLAH SWT
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke
http://fadhilaizki.blogspot.com/2014/09/mencintai-orang-yang-dicintai-allah-swt.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar