Jodoh dan Kedewasaan Kita
Kamis, 11 September 2014
0
komentar
Jodoh adalah problema serius, terutama bagi para
Muslimah. Kemana pun mereka melangkah, pertanyaan-pertanyaan "kreatif"
tiada henti membayangi. Kapan aku menikah? Aku rindu seorang pendamping,
namun siapa? Aku iri melihat wanita muda menggendong bayi, kapan
giliranku dipanggil ibu? Aku jadi ragu, benarkah aku punya jodoh? Atau
jangan-jangan Tuhan berlaku tidak adil? Jodoh serasa ringan diucap, tapi
rumit dalam realita.
Kebanyakan
orang ketika berbicara soal jodoh selalu bertolak dari sebuah gambaran
ideal tentang kehidupan rumah tangga. Otomatis dia lalu berpikir serius
tentang kriteria calon idaman. Nah, di sinilah segala sedu-sedan
pembicaraan soal jodoh itu berawal. Pada mulanya, kriteria calon hanya
menjadi 'bagian masalah', namun kemudian justru menjadi inti
permasalahan itu sendiri.
Di
sini orang berlomba mengajukan "standardisasi" calon: wajah rupawan,
berpendidikan tinggi, wawasan luas, orang tua kaya, profesi mapan, latar
belakang keluarga harmonis, dan tentu saja kualitas keshalihan. Ketika
ditanya, haruskah seideal itu? Jawabnya ringan, "Apa salahnya? Ikhtiar
tidak apa, kan?" Memang, ada juga jawaban lain, "Saya tidak pernah
menuntut. Yang penting bagi saya calon yang shalih saja." Sayangnya,
jawaban itu diucapkan ketika gurat-gurat keriput mulai menghiasi wajah.
Dulu ketika masih fresh, sekadar senyum pun mahal.
Tidak
ada satu pun dalih, bahwa peluang jodoh lebih cepat didapatkan oleh
mereka yang memiliki sifat superior (serbaunggul). Memperhitung-kan
kriteria calon memang sesuai sunnah, namun kriteria tidak pernah menjadi
penentu sulit atau mudahnya orang menikah. Pengalaman riil di lapangan
kerap kali menjungkirbalikkan prasangka-prasangka kita selama ini.
Jodoh, jika direnungkan, sebenarnya lebih bergantung pada kedewasaan
kita. Banyak orang merintih pilu, menghiba dalam doa, memohon kemurahan
Allah, sekaligus menuntut keadilan-Nya. Namun prestasi terbaik mereka
hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan untuk menjemput
kehidupan rumah tangga.
Mereka
bayangkan kehidupan rumah tangga itu indah, bahkan lebih indah dari
film-film picisan ala bintang India, Sahrukh Khan. Mereka tidak
memandang bahwa kehidupan keluarga adalah arena perjuangan, penuh liku
dan ujian, dibutuhkan napas kesabaran panjang, kadang kegetiran mampir
susul-menyusul. Mereka hanya siap menjadi raja atau ratu, tidak pernah
menyiapkan diri untuk berletih-letih membina keluarga.
Kehidupan
keluarga tidak berbeda dengan kehidupan individu, hanya dalam soal
ujian dan beban jauh lebih berat. Jika seseorang masih single, lalu
dibuai penyakit malas dan manja, kehidupan keluarga macam apa yang dia
impikan? Pendidikan, lingkungan, dan media membesarkan generasi muda
kita menjadi manusia-manusia yang rapuh. Mereka sangat pakar dalam
memahami sebuah gambar kehidupan yang ideal, namun lemah nyali ketika
didesak untuk meraih keidealan itu dengan pengorbanan. Jika harus ideal,
mereka menuntut orang lain yang menyediakannya. Adapun mereka cukup
ongkang-ongkang kaki.
Kesulitan itu pada akhirnya kita ciptakan sendiri, bukan dari siapa
pun. Bagaimana mungkin Allah akan memberi nikmat jodoh, jika kita tidak
pernah siap untuk itu? "Tidaklah Allah membebani seseorang melain-kan
sekadar sesuai kesanggupannya." (QS Al Baqarah, 286). Di balik fenomena
"telat nikah" sebenarnya ada bukti-bukti kasih sayang Allah SWT. Ketika
sifat kedewasaan telah menjadi jiwa, jodoh itu akan datang tanpa harus
dirintihkan. Kala itu hati seseorang telah bulat utuh, siap menerima
realita kehidupan rumah tangga, manis atau getirnya, dengan lapang dada.
Jangan pernah lagi bertanya, mana jodohku? Namun bertanyalah, sudah
dewasakah aku?
Dikutip dari : http://quran-et-sains.blogspot.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Jodoh dan Kedewasaan Kita
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke
http://fadhilaizki.blogspot.com/2014/09/jodoh-dan-kedewasaan-kita.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar