Yai

Posted by Unknown Rabu, 25 Juli 2018 0 komentar

Copas saking komunitas pecinta Peta

Ada satu cerita yang aku dengar sendiri dari abdi dalem yg dipercaya bu yai untuk mengantarkan putra putri dari yai romo abdul jalil, untuk pergi ke sekolah atau pergi ke manapun. Semuanya sudah pernah dibonceng dengan sepeda motor nya kecuali yai sholahuddin.

Suatu ketika di kediaman yai sholahuddin terjadi pembicaraan antara yai sholahuddin dan abdi dalem itu, hanya mereka berdua.
Yai : " abdi....!!? (bukan nama sebenarnya)" yai memanggilnya. "Dalem yai..." jawab abdi.
Yai melontarkan pertanyaan pada abdi. "Keburukkanmu sama kebaikanmu besar mana..???
Abdi : jelas besar keburukan saya daripada kebaikan saya yai... "kebaikan saya cuma sekecil ujung kuku, kalau keburukan saya sebongkok kayu besar."
Yai : " ya.... kamu sendiri sudah tahu perbandingan Keburukkanmu dan kebaikanmu.
"Kamu tahu gak Di...??   tanya yai. " bahwa Keburukkanmu dan kebaikanmu sudah ku masukkan ke dalam raga ini". Yai sambil meletakkan telapak tangan ke dadanya. "Dan aku tanggung semua itu...
Abdi : "geh yai... sendiko dawuh..." setelah itu abdi cuma diam dan tertunduk.
Yai melontarkan pertanyaan lagi dengan kata kata *seandainya* tp beliau mengambil perumpamaan bukan orang lain, melainkan istri beliau sendiri.
Yai : "seandainya kamu melihat istri saya telanjang bulat, apakah kamu masih melihat dengan nafsumu Di..??
Abdi : " ngaturaken sedoyo kalepatan dalem yi... " maafkan saya yai.. maafkan saya yai..." abdi menangis air mata begitu deras membasahi pipi nya.
Abdi tertunduk menangis dan terus menangis...
Yai dawuh : " Di...!!? Nafsu itu juga mempunyai hak, tp kamu harus bisa membedakan mana yg haram dan mana yg halal.
Abdi tak bisa mengucapkan kata kata dia terus menangis tersedu sedu....

Mungkin ini pelajaran bagi semua murid PETA agar bisa menjaga / ngrekso (istilah jawanya) dari beliau berserta keluarganya.

Dan aku... setelah mendengar cerita dari abdi dalem itu, aku jg menangis tp didalam hati... aku tahan air mata untuk keluar karena ada teman2 jaga pondok disekitar ku. Setelah itu abdi dalem bercerita lain dan aku ngobrol dengan nya tak terasa sudah jam 2 dini hari akhirnya abdi dalem pamit meninggalkan aku. Dan akupun jg pamit pulang dari teman2 yg jaga pondok.
Setelah aku sampai dirumah aku menangis tak terbendung air mata ku bercucuran.
Ya Allah... begitu amat berat beban yg ditanggung oleh mursyid menanggung semua umatnya. Begitu besar pengorbanan beliau terhadap kita, demi keselamatan dunia dan akhirat.

Ternyata benar baru tershokehkan pengalaman yg aku alami.
Temanku pernah bilang " mursyid itu memperhatikan dan mendatangi tiap malam pada murid2 nya bahkan menjaga keluarga muridnya, anak2 nya dan kedua orang tua walaupun mereka belum jadi muridnya.
Kejadian yg aku alami ketika ibuku meninggal, ibuku bukan murid PETA.
Pas acara penguburan ibuku, temanku berbisik di telinga ku. Temanku bilang: " kang.... yai nya hadir beliau tadi berdiri didepan kuburan ibumu dengan posisi kepala menunduk penuh khidmat.
Akupun tersenyum... antara percaya dan tidak pada waktu itu.

BERSAMBUNG......

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Yai
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://fadhilaizki.blogspot.com/2018/07/yai.html . Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar :

Posting Komentar

Bismillah Semoga Berkah - Copyright of Kelembutan Ketuhanan .