Mangkuk Tak Beralas
Kamis, 11 September 2014
0
komentar
Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari
istananya untuk menikmati udara pagi. Di keramaian, ia berpapasan dengan
seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini:Apa yang engkau
inginkan dari dariku?Si pengemis itu tersenyum dan berkata:Tuanku
bertanya, seakan-akan tuanku dapat memenuhi permintaan hamba.Sang raja
terkejut, ia merasa tertantang: Tentu saja aku dapat memenuhi
permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!Maka menjawablah sang
pengemis:Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan
apa-apa.Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis. Namun raja
tidak merasakan hal itu. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri
raja, karena mendapat nasihat dari seorang pengemis. Sudah aku katakan,
aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku adalah raja yang
paling berkuasa dan kaya-raya.Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan
si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah: Tuanku dapat
mengisi penuh mangkuk ini dengan apa yang tuanku inginkan.Bukan main!
Raja menjadi geram mendengar 'tantangan' pengemis dihadapannya. Segera
ia memerintahkan bendahara kerajaan yang ikut dengannya untuk mengisi
penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas! Kemudian bendahara
menuangkan emas dari pundi-pundi besar yang di bawanya ke dalam mangkuk
sedekah sang pengemis. Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tidak
dapat mengisi penuh mangkuk sedekah.Tak mau kehilangan muka di hadapan
rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu.
Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan:
emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk
sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.Dengan perasaan
tak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis bukan
pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya : Sebelum berlalu dari tempat
ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum:Mangkuk itu terbuat dari
keinginan manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia
senantiasa bergelut dalam hidupnya. Ada kegembiraan, gairah memuncak di
hati, pengalaman yang mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu.
Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yang telah
kau dapatkan itu, seolah tidak ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang
ibarat emas intan berlian yang masuk dalam mangkuk yang tak beralas
itu. Kegembiraan, gairah, dan pengalaman yang mengasyikkan itu hanya
tatkala dalam proses untuk mendapatkan keinginan. Begitu saja
seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru.Orang tidak pernah
merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan.Anak cucumu kelak mengatakan :
power tends to corrupt; kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak. Raja
itu bertanya lagi :Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?
Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Allah SWT. Jika engkau pandai
bersyukur, Allah akan menambah nikmat padamu Ucap sang pengemis itu,
sambil ia berjalan kemudian menghilang dari mata khalayak.[ dari QS
Ibrahiim; 14:7 ]
Dikutip dari : http://quran-et-sains.blogspot.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Mangkuk Tak Beralas
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke
http://fadhilaizki.blogspot.com/2014/09/mangkuk-tak-beralas.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar