Pertanyaan yg membuat sedih..
*Pertanyaan Yang Membuat Sedih Para Wanita*
Pada sesi tanya jawab ngaji Aswaja di Pondok Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, ada beberapa pertanyaan seputar Amaliah Aswaja dan, Alhamdulillah, dapat terjawab dengan powerpoint.
Namun ada 1 pertanyaan yang membuat para guru di lingkungan Pondok Tambak Beras tertawa, yaitu: "Jika suami meninggal lalu perempuan nikah lagi, apakah akan menjadikan mayit di kubur kecewa? Sebab ada keyakinan bagi sebagian wanita tidak mau menikah lagi karena khawatir membuat sedih terhadap suaminya di kubur".
Wanita yang ditinggal wafat oleh suaminya dari kalangan sahabat Nabi, ada yang menikah lagi dan ada yang memilih tetap setia.
Ada sahabat wanita yang menikah sampai 4 kali setelah para suaminya wafat, yaitu 'Atikah binti Zaid. Beliau dinikah oleh Abdullah bin Abu Bakar, kemudian oleh Zaid bin Khatab, kemudian oleh Sayidina Umar, dan terakhir dengan Zubair bin Awwam.
Ada lagi Sahabat wanita yang menikah sampai 3 kali, yaitu Asma' binti Umais. Beliau dinikah oleh Ja'far bin Abu Thalib, kemudian oleh Sayidina Abu Bakar Assiddiq, kemudian oleh Sayidina Ali bin Abi Thalib.
Akan tetapi ada juga sahabat wanita yang memilih tidak menikah lagi, seperti riwayat yang disampaikan oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqalani:
ﻭﻓﻲ اﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻻﻣﺮﺃﺗﻪ ﺇﻥ ﺳﺮﻙ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻧﻲ ﺯﻭﺟﺘﻲ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ ﻓﻼ ﺗﺘﺰﻭﺟﻲ ﺑﻌﺪﻱ ﻓﺈﻥ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﻴﺎ
Hudzaifah berkata kepada istrinya: "Jika engkau senang menjadi istriku di surga, maka janganlah nikah lagi sepeninggalku. Sebab wanita adalah milik suami terakhir saat di dunia" (Talkhis Al-Habir, 3/282)
Demikian juga riwayat di bawah ini Umi Darda' menolak lamaran Muawiyah karena ingin berkumpul di surga bersama suaminya Abu Darda':
ﻋﻦ ﻋﻄﻴﺔ ﺑﻦ ﻗﻴﺲ اﻟﻜﻼﻋﻲ ﻗﺎﻝ: «ﺧﻄﺐ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﺃﻡ اﻟﺪﺭﺩاء ﺑﻌﺪ ﻭﻓﺎﺓ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻗﺎﻟﺖ ﺃﻡ اﻟﺪﺭﺩاء: ﺳﻤﻌﺖ ﺃﺑﺎ اﻟﺪﺭﺩاء ﻳﻘﻮﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻳﻘﻮﻝ: " ﺃﻳﻤﺎ اﻣﺮﺃﺓ ﺗﻮﻓﻲ ﻋﻨﻬﺎ ﺯﻭﺟﻬﺎ ﻓﺘﺰﻭﺟﺖ ﺑﻌﺪﻩ ﻓﻬﻲ ﻵﺧﺮ ﺃﺯﻭاﺟﻬﺎ ". ﻭﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﻷﺧﺘﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء. ﻓﻜﺘﺐ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ: ﻓﻌﻠﻴﻚ ﺑﺎﻟﺼﻮﻡ، ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻣﺤﺴﻤﺔ». ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ، ﻭاﻷﻭﺳﻂ، ﻭﻓﻴﻪ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻣﺮﻳﻢ، ﻭﻗﺪ اﺧﺘﻠﻂ.
Apakah suami yang wafat di alam kubur kecewa dan sakit hati? Jawabannya adalah tidak. Sebab dalam hadis Tirmidzi dijelaskan bahwa alam kubur adalah tahapan pertama dari alam akhirat. Sementara penghuni di alam akhire kelak tidak memiliki rasa dendam. Allah berfirman:
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ
"Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan." (Al-Ĥijr:47)
Karena di surga tidak ada rasa dendam maka istri di dunia tidak akan marah ketika suaminya memiliki bidadari. Beda dengan di dunia, istri akan marah bila dimadu karena masih ada rasa dendam.
Maka jika ada istri yang ikhlas suaminya menikah lagi, maka wanita ini sebenarnya adalah wanita surgawi yang sudah ada di dunia duluan. (Para jamaah bergemuruh, yang laki-lakinya senang dan yang perempuan terkejut)
_KH. Ma'ruf Khozin_
```Aswaja Center```
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar