Belajar ilmu hakikat
BELAJAR ILMU HAKIKAT DARI SYEKH ABU HASAN ASY-SYADZILI
Imam Asy-Syadzili mengatakan, “Keyakinan adalah nama atau sebutan untuk pencapaian hakikat-hakikat tanpa ada keraguan maupun tirai penutup. Sedangkan Makrifat adalah penyingkapan ilmu-ilmu disertai dengan tirai penutupnya. Maka, jika tabir itu tersingkap, kita menyebutnya al-yaqin.
Dengan demikian, para ahli hakikat itu majdzub dan para ahli makrifat tercabut dari dirinya. Makrifat-makrifat itu adalah pusaka-pusaka simpanan dan cahaya-cahaya adalah pandang-pandangan penerangan. Makrifat adalah keluasan. Tauhid adalah ketulusan. Hikmah adalah penyampaian. Dan, cahaya adalah penjelasan.
Objek pengetahuan itu terdiri dari 2 bentuk, yakni: anugerah-anugerah dan perolehan-perolehan usaha. Dan, perolehan itu dapat dilihat dalam 2 bentuk, yaitu: satu bentuk dari jalan pendengaran dan bentuk lain dari jalan analisa (pandangan).”
Beliau juga mengatakan, “Ilmu hakikat itu adalah ilmu yang tidak disibukkan dengan perbedaan-perbedaan dan tidak memerlukan bukti-bukti penguat dengan penafian terhadap perbandingan-perbandingan semisal dan hal-hal yang berlawanan, seperti ilmu Rasul, shiddiq dan wali. Siapa yang memasuki wilayah ilmu ini, maka dia seperti orang yang tenggelam di lautan dan terhantam oleh deburan-deburan ombaknya. Maka, adakah lawan yang menjejali (dengan air) atau berusaha menemuinya? Atau adakah orang yang membiarkan atau melihatnya saja? Siapa yang tidak memasuki wilayah ilmu ini memerlukan firman Allah SWT, “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat,” (QS As-Syura [42]: 11)”
--Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili dalam kitab Durrat Al-Asrar wa Tuhfat Al-Abrar karya Muhammad Ibn Abi Qasim Al-Humairi.
Moga bermanfaat!
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar