Posted by
Unknown
Minggu, 05 Oktober 2014
assalmkm, wr, wb. sahabat kiss yang saya hormati ,di dalam kitab hikam
diterangkan bahwa kesungguh sungguhanmu untuk mencapai apa yang telah di
jaminkan bagimu seta keteledoranmu terhadap kewajiban yang telah di
amanahkan kepadamu membuktikan butanya mata hatimu, menurut syekh
Ibrahim Al- khowas berkata jangan memaksakan diri untuk mencapai apa
yang di jamin(di cukupi) dan jangan menyia-nyiakan (mengabaikan) apa
yang di amanahkan kepadamu , oleh sebab itu , maka siapa yang b
erusaha
untuk mencapai yang sudah di jamin, dan mengabaikan apa yang
ditugaskan kepadanya , maka berarti buta mata hatinya, karena sangat
bodohnya, kewajiban yang hendak kita ihtiyarkan dengan perjuangan
sekuat tenaga adalah secara singkat mencari keridloan Allah dalam
bebagai kondisi kita. dan jika di rinci lebih lanjut antara lain
:dzikrulloh baik dalam duduk ,berdiri, berbaring. khusu' dalam sholat,
shaum lahir maupun batin, menyempurnakan keberserah dirian kepada Allah,
taqwa dengan sebenar benarnya taqwa, menerima dengan ridlo dan menjaga
rizqi harta yang Allah anugerahkan , sesungguhnya rizqi harta yang
sudah, sedang maupun yang akan kita terima, telah Allah tetapkan( qodho'
) di lauh Al- mahfudz, tentu saja keyakinan kita terhadap hal tersebut
serta penyikapan kita sesuai dengan tingkat keimanan dan ketaqwaan kita
masing2, itulah yang di maksudkan oleh syekh ibnu Aththoillah ,sebagai
apa2 yang telah di jaminkan bagimu. sedangkan istiqomah dzikrullah
,shalat husyu',keberserahan dirian yang total kepada Allah ,menerima
apa2 yang Allah anugerahkan kepada kita tidaklah Allah berikan jika
tidak berjuang dengan keras, itulah yang di maksud oleh beliau sebagai
kewajiban kewajiban yang telah di amanahkan kepadamu, demikianlah jika
kita mengabaikan yang menjadi kewajiban, karena energi dan kesempatan
kita sudah habis dipergunakan mencari apa apa yang sudah di jamin oleh
Allah, maka kita disebut buta mata hati, mari kita renungkan hikmah di
atas dengan hati ,yang semoga Allah bebaskan dari penguasaan hawanafsu,
serta akal nalar yang mengikuti hukum hukumnya yang optimal amiiiiiin.
Dikutip dari:dakwah santri
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Renungan dari sobat
Ditulis oleh
Unknown
Rating Blog
5
dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke
http://fadhilaizki.blogspot.com/2014/10/renungan-dari-sobat.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
0 komentar :
Posting Komentar