Apabila seorang hamba Allah mengalami kesulitan hidup datanglah kepada Khaliqnya
Senin, 06 Oktober 2014
0
komentar
Mugo2 artikel iki ngelingke aku mergo keno masalah iki:
Bismillah, Ya Alloh jadikanlah cinta dan ridho-Mu lebih kuharapkan daripada terbayarnya hutang2 ku, dan diri-Mu lebih kuharapkan dari segala keinginan2 ku,segala keinginan yang ku zhahirkan maupun kusembunyikan,serta dari segala apapun ya Alloh!!!jadikan lah rasa syukur kepada-Mu sebagai anugrah atas segala warna takdir2 yg telah Engkau tetapkan ya Alloh,..Amiin ya Robbal 'Alamiin!!
Syaikh Abdul Qadir Zailani mengatakan
bahwa apabila seorang hamba Allah mengalami kesulitan hidup, maka
pertama-tama ia mencoba mengatasinya dengan upayanya sendiri. Bila
gagal ia mencari pertolongan kepada sesamanya, khususnya kepada raja,
penguasa, hartawan; atau bila dia sakit, kepada dokter. Bila hal ini
pun gagal, maka ia berpaling kepada Khaliqnya, Tuhan Yang Maha Besar
lagi Maha Kuasa, dan berdo’a kepada-Nya dengan kerendah-hatian dan
pujian. Bila ia mampu mengatasinya sendiri, maka ia takkan berpaling
kepada sesamanya, demikian pula bila ia berhasil karena sesamanya, maka
ia takkan berpaling kepada sang Khaliq.
Kemudian bila tak juga memperoleh
pertolongan dari Allah, maka dipasrahkannya dirinya kepada Allah, dan
terus demikian, mengemis, berdo’a merendah diri, memuji, memohon dengan
harap-harap cemas. Namun, Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa
membiarkan ia letih dalam berdo’a dan tak mengabulkannya, hingga ia
sedemikian terkecewakan terhadap segala sarana duniawi. Maka
kehendak-Nya mewujud melaluinya, dan hamba Allah ini berlalu dari
segala sarana duniawi, segala aktivitas dan upaya duniawi, dan bertumpu
pada ruhaninya.
Pada peringkat ini, tiada terlihat
olehnya, selain kehendak Allah Yang Maha Besar lagi Maha Kuasa, dan
sampailah dia tentang Keesaan Allah, pada peringkat haqqul yaqin (*
tingkat keyakinan tertinggi yang diperoleh setelah menyaksikan dengan
mata kepala dan mata hati). Bahwa pada hakikatnya, tiada yang melakukan
segala sesuatu kecuali Allah; tak ada penggerak tak pula penghenti,
selain Dia; tak ada kebaikan, kejahatan, tak pula kerugian dan
keuntungan, tiada faedah, tiada memberi tiada pula menahan, tiada awal,
tiada akhir, tak ada kehidupan dan kematian, tiada kemuliaandan
kehinaan, tak ada
kelimpahan dan kemiskinan, kecuali karena ALLAH.
kelimpahan dan kemiskinan, kecuali karena ALLAH.
Maka di hadapan Allah, ia bagai bayi di
tangan perawat, bagai mayat dimandikan, dan bagai bola di tongkat
pemain polo, berputar dan bergulir dari keadaan ke keadaan, dan ia
merasa tak berdaya. Dengan demikian, ia lepas dari dirinya sendiri, dan
melebur dalam kehendak Allah. Maka tak dilihatnya kecuali Tuhannya dan
kehendak-Nya, tak didengar dan tak dipahaminya, kecuali Ia. Jika
melihat sesuatu, maka sesuatu itu adalah kehendak-Nya; bila ia
mendengar atau mengetahui sesuatu, maka ia mendengar firman-Nya, dan
mengetahui lewat ilmu-Nya. Maka terkaruniailah dia dengan karunia-Nya,
dan beruntung lewat kedekatan dengan-Nya, dan melalui kedekatan ini, ia
menjadi mulia, ridha, bahagia, dan puas dengan janji-Nya, dan bertumpu
pada firman-Nya.
Ia merasa enggan dan menolak segala selain Allah,
ia rindu dan senantiasa mengingat-Nya; makin mantaplah keyakinannya
pada-Nya, Yang Maha Besar lagi Maha Kuasa. Ia bertumpu pada-Nya,
memperoleh petunjuk dari-Nya, berbusana nur ilmu-Nya, dan termuliakan
oleh ilmu-Nya. Yang didengar dan diingatnya adalah dari-Nya. Maka
segala syukur, puji, dan sembah tertuju kepada-Nya.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Apabila seorang hamba Allah mengalami kesulitan hidup datanglah kepada Khaliqnya
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke
http://fadhilaizki.blogspot.com/2014/10/apabila-seorang-hamba-allah-mengalami.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar