Ketika Salman Farisi melihat punggung Rasulullah
Rabu, 10 September 2014
0
komentar
Salman
sudah lama ingin mendengar berita itu. Ia tidak sabar untuk segera
menemui Nabi yang baru datang tersebut. Salman segera turun dari pohon
kurma dan bertanya kepada tamu itu, “Apa kabar Anda? Coba kabarkan
kembali kepadaku!” Tuannya langsung marah dan memukul Salman sambil
menghardi,: “Kerjakan tugasmu kembali! Ini bukan urusanmu!” Salman
kembali sadar bahwa dia sekarang berstatus sebagai hamba sahaya. Bukan
orang merdeka.
Dia
berasal dari Jayyan, Kota Isfahan, Persia. Bapaknya seorang petani kaya
yang terpandang dan pemeluk agama Majusi yang taat. Dia ingin putra
kesayangannya juga menjadi pemeluk Majusi yang taat. Oleh sebab itu
Salman dikirimnya ke kuil, menjaga api yang mereka sembah jangan sampai
padam. Tapi, jalan hidupnya berubah setelah dia tertarik menyaksikan
cara beribadah orang-orang Nasrani di gereja. Akhirnya dia kabur dari
rumah bapaknya, dan memulai pengembaraannya dari satu gereja ke gereja
lain, belajar agama dari satu pendeta kepada pendeta lainnya sampai
akhirnya dia bertemu dengan pendeta di Amuria.
Setelah
guru terakhirnya wafat, dia ikut sebuah kafilah Arab yang berjanji akan
membawanya ke tanah Arab. Sebagai imbalannya Salman menyerahkan seluruh
ternaknya kepada kafilah tersebut. Sayang dia ditipu. Kafilah itu
menjualnya sebagai hamba sahaya kepada seorang Yahudi dari Yatsrib.
Sejak itulah Salman tinggal di Yatsrib dan menunggu-nunggu kedatangan
Nabi terakhir itu.
Besoknya
Salman datang ke Quba, menyuguhkan sepiring kurma kepada Nabi dan
menyatakannya sebagai sedekah. Nabi menerima kurma dari Salman, lalu
membagi habis kepada sahabat-sahabatnya. Satu biji pun tidak beliau
makan. Setelah di Madinah, Salman datang lagi menyuguhkan sepiring kurma
kepada Rasulullah, kali ini menyatakannya sebagai hadiah. Nabi segera
memakan sebiji kurma lalu mempersilakan para sahabat makan bersamanya.
Apa yang dikatakan gurunya dulu tepat, Nabi yang terakhir itu tidak
menerima sedekah, tapi menerima hadiah.
Salman
semakin yakin bahwa beliau memang Nabi terakhir yang diutus. Tetapi
untuk memastikannya, Salman ingin membuktikan satu hal lagi. Apakah
memang di punggung beliau ada tanda kenabian. Kesempatan itu di dapatnya
waktu di Baqi. Tatkala itu Nabi mengantar jenazah seorang sahabat,
Salman sengaja mengitari Nabi berusaha melihat punggung Nabi.
Rupanya
Nabi paham dan menjatuhkan kain yang menyelimuti punggungnya sehingga
Salman dapat melihat tanda kenabian itu. Serta-merta dia memeluk Nabi,
menciumi beliau sambil menangis. Itulah perjalanan panjang Salman
mencari kebenaran. Berbahagialah Salman al-Farisi pada hari kematiannya,
dan berbahagia pula dia kelak pada hari dibangkitkan kembali di
akhirat. (Prof Dr Yunahar Ilyas, Republika 4 Nopember 2011)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:
Ketika Salman Farisi melihat punggung Rasulullah
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke
http://fadhilaizki.blogspot.com/2014/09/ketika-salman-farisi-melihat-punggung.html
. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar :
Posting Komentar